Halaman

Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati adalah salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Pasundan. Sunan Gunung Jati atau lebih dikenal Syarif Hidayatullah berdakwah menyebarkan ajaran-ajaran Islam di daerah Banten, Jawa Barat. Sunan Gunung Jati adalah salah satu tokoh berdirinya Kasultanan Banten. Sunan Gunung Jati menurut buku Ziarah dan Wali di Dunia Islam (2007) ikut berjuang melawan penjajah, Sunan Gunung Jati lahir di Pasai, Aceh pada 1490 dari Nyai Rara Santang dan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alim. Pasai termasuk daerah yang paling awal memeluk agama Islam di Nusantara dan salah satu Kasultanan Melayu yang pertama pada kahir abad ke-13. Pada 1520, Sunan Gunung Jati berangkat ke Mekkah dengan menumpang sebuah kapal niaga yang mengangkut rempah-rempah dari Sumatera ke Laut Merah.

https://mezzaverroes.blogspot.com/
https://www.detik.com/


Pada tahun 1525 setelah beliau belajar keislaman di Mekkah pulang ketanah air, namun tidak ke kampong halamannya di pasai, melainan pergi ke Demak yang merupakan ibu kota Kerajaan Islam yang masih pada taraf awal ekspansinya dalam proses menguasai Tanah Jawa sambal berjuang melawan Kerjaan Majapahit yang memiliki keyakinan selain Islam. Sunan Gunung Jati didalam melakukan penyebaran Islam dibantu putranya Hasanuddin. Di Saat Banten Girang menguasao Selat Sunda, Sunan Gunung Jati melakukan ekspedisi militer Demak, Setelah itu menguasai Ibu Kota Pajajaran dan melebar sampai Tanah Pasundan atau Kawasan Jawa Barat. Sunan Gunung Jati mendirikan Kasultanan Banten dan menajdikan Cirebon sebagai pusat Pengislaman , dipilihnya Cirebon karena mempunyai Pelabuhan dan terletak diantara kedua satuan Politik Kultural Pulau Jawa , Yaitu Kawasan Sunda dan Jawa.




Sunan Gunung Jati, didalam melakukan penyebaran agama islam melalui pendekatan budaya, Beliau menggunakan semua kebudayaan yang ada di pasundan sebagai cara berdakwahnya, sehingga beliau dianggap sebagai wali pelindung Tanah Pasundan. Sunan Gunung Jati berhasil mengislamkan Tanah Pasundan, walaupun pada saat itu mayoritas masyakatnya beragama Hindu. Penyebaran agaman Islam yang semakin kuat dilakukan setelah beliau menikah dengan gadis pasundan.

Sunan Gunung Jati menolak memberikan upeti kepada Kerajaan Sunda, dimana pada waktu Kekuasaan Cirebon dipegang oleh Pangerang Cakrabuwana, dan Sunan Gunung Jati diberi gelar Tumenggung Syarif Hidayatullah bin Maulana Sultan Syarif Abdullah, dan memutuskan kerja samannya, sehingga Kerajaan Sunda marah dan mengutus Tumenggung Jagabaya untuk menyerang Cirebon. Dan atas ijin Allah Tumenggung Jagabaya ketika tiba di Cirebon justru memeluk Agama Islam. Setelah itu Sunan Gunung Jati berulang kali meminya Raja Sunda masuk Islam. Dan Akhirnya pada 1482 Masehi Kerajaan Cirebon menjadi Kerajaan Islam yang merdeka dan Otonom dimana Sunan GUnung Jati Kepala Negara yang berperan penting dalam peluasan Kekuasaan Politik dan Agama Islam di Cirebon.


Baca Juga: ULUL AZMI

Sunan Gunung Jati selama memerintah banyak membangun sarana dan prasarana, seperti pembangunan sarana ibadah di seluruh wilayah kekuasaannya atau transportasi sebagai penunjang pelabuhan dan sungai. Itu dilakukan untuk memudahkan penyebaran agama Islam. Sunan Gunung Jati mempelopori Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada 1489 sebagai pusat dakwah.


Buku History of Java menjelaskan bahwa Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidyatullah Wafat pada tahun 1428 Saka (1509 M) dalam usia sangat lanjut. Dan Menurut catatan Kesultanan Cirebon, sebagaimana yang tertulis dalam Negarakertabumi dan Purwaka Caruban Nagari, Sunan Gunung Jati Wafat pada Tanggal 11 Kresnapaksa Bulan Badramasa Tahun 1490 Saka (1568). Dan Juga dalam Naskah Mertasinga Pada Pupuh LVI.13-LVIII.06 diceritakan tentang meninggalnya Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah. Adapun ringkasan isi Naskahnya sebagai berikut:

Sunan Gunung Jati sebelum meninggal dimasa sepuhnya, menghabiskan waktunya di Gunung Kentaki (Sebelah Barat Gunung Sembung yang sekarang dijadikan Pemakaman Beliau), di gunung ini beliau menyendiri dan hari-harinya dihabiskan untuk bertafakur.

Baca Juga: SURAT AL - FATIHAH

Sunan Gunung Jati Sebelum beliau Wafat Mengirimkan Surat untuk Anaknya Raden Sabakinkin yang menjadi Sultan di Banten, yang isinya memerintahkan agar Raden Sabakingkin memerintahkan anaknya yang bernama Kapil (Maulana Muhammad) untuk melaksanakan Ibadah Haji. Sunan Gunung Jati wafat di atas pembaringannya, tikarnya terbuat dari daun Rundamala, sementara bantalnya dari Batu. Pada saat meninggal umur Sunan Gunung Jati mencapai 120 Tahun. Adapun yang terlibat dalam menguburkan beliau adalah, Sunan Kali Jaga, Syekh Datul Kahfi dan Pangeran Makdum.

Belum ada Komentar untuk "Sunan Gunung Jati"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel