Masjid Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia - 2
Rabu, 21 Juli 2021
Tulis Komentar
Masjid Sang Agung Cipta Rasa
www.detik.com |
Masjid Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia salah satunya adalah Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon yang merupakan salah satu bukti sejarah peradaban Islam cukup besar di Indonesia yang terletak di Wilayah Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, dan sampai sekarang yang masih berdiri kokoh. Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini dibangun Pada tahun 1408 atas perintah Sunan Gunung Jati, dan diarsiteki oleh Sunan Kalijaga itu, memiliki arti keagungan sang pencipta yang dibangun dengan rasa.
Ciri Khas dari Masjid Agung Cipta Rasa ini terletak pada atapnya yang tidak memiliki kemuncak atap, sebagaimana yang lazim ditemui pada atap masjid-masjid di Pulau Jawa dan berdasarkan sejarah masjid ini dibangun hanya dalam satu malam oleh 500 pekerja dari kerajaan Majapahit, Demak, dan Cirebon.
Masjid Agung Cipta Rasa ini terdiri dari dua ruangan, yaitu beranda dan ruangan utama. Di bagian utama masjid terdapat pintu masuk yang kecil, di mana saat jamaah masuk harus menundukkan kepala. Hal ini sebagai penghormatan dan makna merendahkan diri saat masuk masjid. dan memiliki arti lain bahwa, semua manusia memiliki kedudukan yang sama di mata sang pencipta. Sehingga harus tunduk dan patuh menjalankan perintah Alloh.
Baca Juga: Kata - Kata Bijak Gusdur
https://www.idntimes.com/travel/destination/rizna-m-hidayah/ sejarah-masjid-agung-banten-exp-c1c2 |
Pada abad ke 16 pada Masa Pemeritahanan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), Masjid Agung Banten dibangun dan menajdi Masjid yang bersejarah. Sultan Maulana Hasanuddin adalah raja pertama Kesultanan Banten yang juga putra dari Sunan Gunung Jati. Masjid Agung Banten menjadi salah satu bukti kejayaan kota pelabuhan Banten yang masih berdiri hingga saat ini. Masjid Agung Banten yang merupakan peninggalan bersejarah kerajaan Islam di Banten memiliki keunikan arsitekturnya, yang merupakan bentuk akulturasi budaya Hindu Jawa, Cina, dan Eropa.
Masjid Agung Banten pertama kali didirikan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin. Pembangunan kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sultan Maulana Yusuf, yang menjadi raja kedua Kesultanan Banten. Pada periode ini, Masjid Agung Banten dibangun dengan gaya Jawa. Sebuah pawestren (ruang untuk shalat wanita), yang berada di samping kemudian ditambahkan pada masa pemeritahan raja ketiga, Sultan Maulana Muhammad (1580-1596). Sementara serambi selatan masjid lantas diubah menjadi makam yang berisi sekitar 15 kuburan. Pada 1632, sebuah menara setinggi 24 meter yang dirancang oleh arsitek Cina bernama Cek Ban Cut (Tjek Ban Tjut) ditambahkan ke kompleks masjid.
Sekitar periode yang sama, dibangun pula tiyamah (paviliun) bergaya Eropa yang dirancang oleh Lucaasz Cardeel, orang Belanda yang masuk Islam. Akulturasi pada arsitektur Masjid Agung Banten Kompleks Masjid Agung Banten terdiri dari bangunan masjid, serambi pemakaman, tiyamah di sisi kanan dan kirinya, menara, serta tempat pemakaman di halaman sisi utara.
Bangunan Masjid berdiri di atas pondasi dengan ketinggian satu meter dan menghadap ke timur. Bangunan utama masjid memiliki ciri-ciri sebagaimana masjid Jawa kuno lainnya. Salah satu ciri khususnya adalah terdapat gapura pada keempat arah mata angin. Sisi menarik lainnya dari bangunan utama masjid adalah atapnya yang tumpuk lima, mirip dengan pagoda Cina. Perpaduan antara budaya Islam dan Eropa pada Masjid Banten ditunjukkan dengan adanya tiyamah atau paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti ini. Bangunan tiyamah berbentuk segi empat panjang dan bertingkat dua lantai. Perpaduan unsur Jawa, Eropa, dan Cina menyatu sempurna pada arsitektur Masjid Agung Banten. Keunikan arsitektur inilah yang akhirnya membedakan Masjid Agung Banten dengan masjid-masjid kuno lainnya.
Baca Juga: Shalawat Nariyah
https://masjidagungsolo.com/ |
Masjid Sultan Ternate
https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/ masjid-kesultanan-ternate-yang-mengiringi-sejarah-peradaban-ternate/ |
Baca Juga : Masjid Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia - 1
Belum ada Komentar untuk "Masjid Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia - 2"
Posting Komentar